Rabu, 23 Desember 2009

Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.

Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung.

Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.

Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.

Jumat, 11 Desember 2009

Dumblek


Hahay… Jumpa lagi nie,,,,,,,, (hehehe… dikit lebhay ga pa2 yah!!! :wink: ). Pada kesempatan kali ini saya akan coba berbagi sedikit informasi masih mengenai Wisata Kuliner tapi kali ini topiknya jajanan pasar, eits… jangan salah loh jajanan pasar yang satu ini amat digemari warga Nganjuk terutama yang tinggal di kecamatan Rejoso, kenapa??? karena jajanan ini hanya bisa dijumpai pada saat pasaran kliwon saja dan hanya bisa ditemukan di pasar Rejoso saja (Ditempat lain ada tapi sulit ditemui) jadi kalau mau menikmati legitnya jajanan yang satu ini harus nunggu saat pasaran kliwon jadi seminggu hanya 1 atau 2 kali saja anda bisa menemui pasaran kliwon dan jangan lupa datangnya harus pagi2 biar ga kehabisan… ^_^

Dumblek… yah kira2 seperti itulah orang-orang disana menyebutnya, terbuat dari tepung beras dan gula jawa dan dibungkus dengan pelepah pohon pinang, ada 2 warna yakni cokelat dan putih, untuk ukuran kecil bisa dibeli dengan harga Rp.1500 ajah dan untuk ukuran sedang biasanya dibanderol dengan harga Rp.3000 – Rp.4000 per bijinya. 8)

Kalau masalah rasa jangan ditanya deh, rasa-rasanya belum afdol kalau datang ke Nganjuk tapi belum nyoba jajanan yang satu ini, manis dan legit kira-kira seperti itulah bayangan rasanya (coba dibayanin aja sendiri yah gimana rasanya… :lol: )

Nah… dari pada penasaran kapan-kapan kalau datang ke kota Nganjuk jangan lupa nyobain jajanan khas yang satu ini dijamin ketagihan deh, hehehe… met membayangkan ajah deh asal jangan sampai ngiler ajah, kan ga lucu… :)

Soto Daging Bu Marji - Berbek


Masakan kali ini yang cukup mampu menggugah selera orang yang doyan makan untuk orang Nganjuk adalah soto daging. Masakan berkuah ini takbanyak ditemukan di Kabupaten Nganjuk. Meski sebenarnya makanan ini bukan hal yang baru di lidah penyuka makanan. Irisan daging sapi, menjadi ciri utama dari soto ini. Apalagi dengan nasi sebagai pelengkap, membuat penikmat masakan berkuah ini akan mejadi kenyang dibuatnya. Tak heran, bila soto daging juga bisa dihidangkan sebagai makanan utama tanpa mengenal waktu. Bisa untuk sarapan, untuk makan siang atau sebagai santapan di malam yang dingin.

Apalagi bila ditambah dengan kecap manis dan ditemani dengan gurihnya kerupuk. Nyam..Nyam…Nyam… Kriuk…Kriuuk…. Sangat lezat. Dan sangat nikmat. Bila ingin pedas, bisa ditambah dengan sambal kemiri yang akan membuat lidah kita menari-nari. Tak perlu jauh-jauh. Masakan Soto daging bisa ditemukan di beberapa sudut Kabupaten Nganjuk. Tapi yang paling ramai dikunjungi oleh sang pemburu kuliner, adalah di Dusun Pogalan, Desa Sendangbumen, Brebek.


Di Depot “Berkah” milik Bu Marji ini, soto daging menjadi menu kesukaan dari banyaknya pengunjung yang setiap hari menghampiri depotnya. Padahal, selain soto daging ia juga menghidangkan bakso dan basko kikil. Lezatnya soto daging buatan Bu Marji, memang sudah populer di lidah pelanggannya. Bahkan terasa lebih nikmat dibanding dengan masakan serupa yang ada di “negeri jiran”. Jadi jika Anda bosan dengan masakan rumahan, atau Anda adalah penyuka masakan berkuah, maka santaplah hidangan yang lezat seperti soto daging. Soto daging buatan Kabupaten Nganjuk, tentunya

Rabu, 02 Desember 2009

Dibalik Mitos Air Terjun Sedudo Nganjuk



AWET MUDA : Diyakini, jika memakai airterjun Sedudo untuk mandi, maka akan berkhasiatsebagai obat awet muda.

Dibalik Mitos Air Terjun Sedudo Nganjuk
Kaya rempah-rempah, Bisa jadi Obat Awet Muda

Banyak yang menyakini jika air terjun Sedudo mampumembuat awet muda siapa saja yang mandi disana. Ada apa dibalik mitos itu?

Jika kita mendengar wisata air terjun Sedudo yangterletak di Desa Ngliman Kec Sawahan, akan selalumuncul dibenak kita jika air terjun ini mempunyaibanyak khasiat, salah satunya adalah menjadi obat awetmuda. Hal ini banyak diyakini masyarakat sekitar, jugamasyarakat diluar Nganjuk. Terbukti jika wisata airterjun ini tak pernah sepi dari pengunjung. Baik yanghanya sekedar ingin menikmati pemandangannnya yangindah, ataumemang sengaja ingin membuktikan mitos yangbanyak berkembang itu.Namun tak banyak yang tahu apa yang menyebabkan airterjun yang berada di Kab Nganjuk bagian selatan itumempunyai mitos seperti ini. Kalangan sejarah menilai,mitos ini berdasar atas sejarah terbentuknya airterjun itu dan kajian ilmiah.Harimintadji, salah satu tokoh sejarah di Nganjukmengungkapkan ada sejarah dan perkiraan secara ilmiahtentang mitos itu. Dari tinjauan sejarah, saat itu airterjun Sedudo dibuat oleh salah satu tokoh wargasekitar bernama Sanak Pogalan. Ia merupakan petanitebu yang harus menelan kecewa dari peenguasa jamanitu. Karena kekecewaannya inilah, ia kemudian menjadipertama disekitar sumber air terjun Sedudo. Dalamtapanya, ia berniat untuk menenggelamkan Kota Nganjuk dengan membuat sumber air yang sangat besar.
’’Dia bersumpah untuk menggelamkan desanya itu. Dandibuatlah sumber air yang sangat besar,’’ tuturHarmintadji, yang pernah menjabat sebagai Wedoro KabNganjuk itu.Karena kesucian Sanak Pogalan inilah, sebagian wargameyakini jika sumber air terjun Sedudo, mengandungbeberapa khasiat, salah satunya menjadi obat awet muda.
’’Menurut sejarhnya begitu,’’ tambahHarmintadji. Selain tentang sejarah, ia juga menduga jika secarailmiah khasiat obat awet muda dari air terjun Sedudoini bisa diraba. Menurutnya, pada jaman kerajan dulu, ada tokoh bernama Resi Curigonoto yang sengaja mengasingkan diri di atas lokasi air terjun.
Dalam pengasingannya itu, Resi Curigonoto berniat untuk menjadikan hutan itu sebagai kebun rempah-rempah. Karena menganggap jika tanah hutan, bisa menjadi mediayang sangat bagus untuk mengembangkan rempah-rempahyang saat itu menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Resi Curigonoto lantas meminta Raja Kerajaan Kediri untukmengirim rempah-rempah ke tempat pengasingannya itu. Namun, tak begitu jauh dari tujuannya, tiba-tibagerobak-gerobak yang mengangkut rempah-renpah iiterguling diantara sumber air terjun Sedudo. ’’Lalurempah-rempah ini tumbuh subur hingga memenuhi hutanyang menjadi tempat sumber air terjun Sedudo,’’tambahnya.Sehingga, lanjut pria yang menjadi pegawai negerisipil (PNS) sejak tahun 1964 itu, air yang mengalir keair terjun Sedudo banyak mengandung rempah-rempah itu.’’Secara otomatis, rempah-rempah ini mampu menjadiobat yang multi khasiat, salah satunya adalah memmbuatwajah tampak bersih. Sehingga kelihatan awet muda,’’katanya.Mitos ini juga sdijunjung tinggi oleh Pemkab Nganjuksendiri. Buktinya, setiap bulan Syuro, Pemkab Nganjukmenggelar ritual ‘Siraman’. Dimana akan banyakmasyarakat Nganjuk yang mandi bersama di lokasi wisataair terjun ini. ’’Memang budaya siraman ini menjadi agenda tahunanPemkab Nganjuk. Selain untuk menarik wisatawan, jugauntuk melestarikan budaya yang sudah ada ratusan tahunsilam itu,’’ kata Ujang Zalkadri , Ka Sub Din Obyekdan Daya Tarik Wisata Disparbuda Nganjuk.
Griyaku © 2008 Template by:
SkinCorner